Kamis, 28 November 2013

Rabu, 27 November 2013

Tugas Landasan Bimbingan dan Konseling



Kelompok 4 ; Mishbahul Munir,Ari Iskandar,Arif Hidayat

LANDASAN PSIKOLOGIS

A.    Pengertian

Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini diperlukan karena ruang lingkup bimbingan dan konseling adalah ruang lingkup klien, yang perlu diubah atau dikembangkan.

B.     Kajian Landasan Psikologis

1)Motif dan motivasi
Sartain mengartikan motif sebagai suatu keadaan yang komplek dalam organisme individu yang mengarahkan perilakunya kepada satu tujuan atau insentif.
J. P. Chaplin mengemukakan, bahwa motif itu adalah satu kekuatan dalam diri individu yang melahirkan, memelihara dan mengarahkan perilaku kepada suatu tujuan.
Jadi motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang dalam bertingkah laku. Dorongan yang ada pada diri seseorang menggerakan orang itu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung dalam dorongan itu.
2)Pengelompokan motif
·         motif primer
·         Motif sekunder
3)Pembawaan dan lingkungan
(Sutton-smith, 1973) menegaskan bahwa faktor yang menentukan tinggi-rendahnya inteligensi seseorang seseorang adalah interaksi antara pembawaan dan lingkungan. Dalam kaitan itu pada umumnya tidak dapat diketahui kondisi pembawaan yang asli (yaitu pembawaan yang sama sekali belum dipengaruhi oleh lingkungan).
4)Perkembangan individu
Menurut havighusts, definisi tugas perkembangan adalah “suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, yang kesuksesan penyelesaiannya akan menyababkan orang tersebut ke  keadaan bahagia, dan kegagalan penyelesaiannya akan menyebabkan orang tersebut tidak bahagia, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menjalani tugas-tugas berikutnya.
5)Belajar, balikan, dan penguatan
Belajar merupakan salah satu konsep yang sangat mendasar dari psikologi. Topic tentang belajar menjadi materi dasar dan pokok dari pembahasan psikologis.
6)Kepribadian
Menurut Wiggins, Renner, Clore, dan Rose (1976), mengupas tentang kepribadian dengan melihat hakikat tingkah laku dan perkembangannya secara menyeluruh.
Menurut Hothersall (1985), mencoba merumuskan kepribadian sebagai “predis posisi cara mereaksi yang secara relatif stabil pada diri individu”, sehingga dapat di pahami kepribadian individu sangat kompleks.
Sumber: Prayitno dan Amti, Erman, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cipta

KEKUATAN KETAHAN NASIONAL DI TENGAH MASYARAKAT GLOBAL UNTUK MEMBANGUN DAYA SAING BANGSA

 
DOSEN PEMBIMBING: Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd
Disusun oleh:
1.   MISBAHUL MUNIR                                  7. MA’MUN ISKANDAR
2.     EKA ERIYANTI                                        8. NURFADILAH
3.     PUTRI MAHARANI                                  9. SUHERNI
4.     GIGIH CAHYO AJI                                  
5.     INDRI KUSUMA WARDANI
6.     ARI ISKANDAR

PRODI        : BIMBINGAN DAN KONSELING
KELAS       : C



UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
A.    PENDAHULUAN

1.                  Latar Belakang
Ketahanan nasional sangat penting bagi suatu bangsa dalam mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan untuk mensejahterakan masyarakat agar mampun membangun daya saing bangsa. Diera global ini daya saing semakin ketat dan tajam sehinnga harus meningkatkan beberapa aspek untuk membangun daya saing bangsa. Dibidang ketahanan ideologi, kehancuran komunisme di Eropa Timur memungkinkan liberalisme – kapitalisme mendominasi dunia. Di bidang politik, pengaruh negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang ekonomi, perdagangan bebas menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial budaya, pola hidup dan budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai semua lapisan dan lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan keamanan penguasaan teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan melainkan cenderung sebagai ancaman. Dalam kondisi itulah hanya masyarakat yang mempunyai kualitas yang baik yang mampu bersaing sehingga pemerintah memberikan  upaya-upaya agar masyarakat mampu bersaing.



2.      Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dibahas beberapa masalah yaitu:
1.                  Apa pengertian  ketahanan nasional?
2.                  Apa saja model-model ketahanan nasional?
3.                  Bagaimana sifat dan asas-asas ketahanan nasional?
4.                  Bagaimana upaya ketahanan nasional dimasyarakat global?
5.                  Bagaimana Ketahanan Nasional sebagai perwujudan Geostrategi Indonesia?
6.                  Bagaimana fungsi dan kedudukan ketahanan nasional?

3.      Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini bertujuan agar kita dapat mengetahui dan memahami tentang  Ketahanan Nasional. Semoga apa yang kita tulis dalam makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pengertian, model-model, sifat dan asas, serta upaya-upaya masyarakat global dalam Ketahanan Nasional.




B.     PEMBAHASAN

1.   Pengertian ketahanan nasional
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
2.   Model-model ketahanan nasional
Konsepsi dasar ketahanan nasional dapat dipahami dari beberapa model ketahanan nasional, masing-masing model Astagatra, Model Morgentahu, Model Alfred Thayer Mahan, dan Model Cline.
a.    Model Morgenthau
model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
b.   Model Alfred Thayer Mahan
Dalam bukunya The Influence Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan.
c.    Model Cline
Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.


d.   Model Astagatra
model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhannas ini menyimpulkan adanya 8 (delapan) unsur aspek kehidupan nasional yang terdiri atas aspek kehidupan alamiah dan aspek kehidupan social
1. Aspek alamiah meliputi Trigatra (letak dan kedudukan geografi, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk).
2. Aspek kehidupan sosial terdiri atas Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan).
Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency). Oleh karena itu hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam komponen strategi astagatra.
3.   Sifat dan Asas Ketahanan Nasional
1.      Sifat-sifat ketahanan nasional
a)      Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.  Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
b)      Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c)      Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d)     Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal   dapat   mewujudkan   kewibawaan   nasional   yang   akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
e)Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.


2.   Asas – Asas Ketahanan Nasional.
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut.
a) Asas kesejahteraan dan keamanan.
      Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.
b) Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
      Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
c).Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
   Bertujuan menumbuhkan sifat dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai kemandirian dan dalam rangka meningkatkan kualitas kemandirian bangsa.
d)Asaskekeluargaan
      Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

4.      Upaya Ketahanan nasional di tengah masyarakat global untuk membangun daya saing bangsa.
a.       Upaya Pemerintah dalam mempertahankan ketahanan nasional
1.       Memperlakukan alih teknologi untuk mempertahankan kehidupan di tengah masyarakat global
2.        Mempertahankan keamanan Negara
3.       Mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan republik indonesia dan melindungi segenap masyarakat Indonesia
4.        Mempertahankan kinerja pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional
5.       Mempertahankan kesatuan dan persatuan negara republik indonesia

b.      Upaya Ketahanan nasional di masa yag akan datang (sebagai seorang pemuda)
1.         Ketahanan nasional itu akan meningkat jika ada pembangunan yang meningkat
2.        Ketahanan nasional tercermin pada kemampuan dan ketangguhan
3.       Mewujudkan ketahanan nasional di bidang politik,karena pemuda sebagai generasi penerus
4.        pemberdayaan generasi muda
5.        Memajukan peran dan program pemuda pancasila


 5. Ketahanan Nasional sebagai perwujudan Geostrategi Indonesia

Lemhannas mendefinisikan ketahanan nasional sebagai kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya (Lemhannas, 1999, p. 64).
Dari definisi di atas, terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan (Lemhannas, 1999, p. 61).

1. Ketangguhan ialah kekuatan yang membuat seseorang atau sesuatu dapat bertahan kuat menderita atau kuat menanggung beban.

2. Keuletan ialah usaha terus secara giat dengan kemauan yang keras di dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan atau cita-cita.

3. Identitas ialah ciri khas suatu negara dilihat secara keseluruhan (holistik), yaitu negara yang dibatasi oleh wilayah negara, penduduk, sejarah, pemerintah dan tujuan nasionalnya serta peranan yang dimainkannya di dalam dunia internasional.

4. Integritas ialah kesatuan yang menyeluruh di dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik sosial, alamiah, potensi maupun fungsional.

5. Ancaman merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan dilakukan secara konsepsional, kriminal serta politik.

6. Tantangan merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan.

7. Hambatan merupakan hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

8. Gangguan merupakan hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalang-halangi secara tidak konsepsional.

Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.

1. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

2. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas dan aktif.


3. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.

4. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi seimbang, serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

5. Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

6. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional

Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.  Kedudukan
ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

b.      Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah), inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.





C.    KESIMPULAN

            Jadi ketahanan nasional dapat dipahami bahwa  suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,serta gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Ketahanan nasional dalam suatu Negara  harus diwujudkan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan guna  mencapai kesejahteraan bangsa dan mampu untuk membangun daya saing bangsa.







DAFTAR PUSTAKA

Lemhannas. (1999). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta: Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud dengan Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Sunardi. (1997). Teori Ketahanan Nasional. Jakarta: Hastanas.